Salmonellosis adalah penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella. Penularan bakteri Salmonella umumnya dari makanan dan minuman. Orang yang terinfeksi Salmonella dapat mengalami gejala keracunan makanan seperti mual, muntah, dan diare. Apa saja makanan yang berisiko mengandung bakteri Salmonella? Simak ulasannya berikut ini.

Apa itu Infeksi Salmonella (Salmonellosis)?

Salmonellosis atau infeksi akibat bakteri Salmonella adalah salah satu gangguan pencernaan yang perlu diwaspadai. Bakteri Salmonella hidup di saluran pencernaan hewan dan manusia dan menyebar melalui tinja. Meskipun bakteri Salmonella tidak membuat hewan sakit, namun infeksi bakteri pada manusia dapat menyebabkan keracunan makanan.

Bakteri Salmonella dapat menular dalam dua cara yaitu kontaminasi makanan dan minuman serta kontak langsung dengan hewan yang membawa bakteri tersebut. Beberapa jenis hewan yang berisiko menularkan bakteri Salmonella di antaranya golongan reptil seperti iguana, kadal dan kura-kura serta anjing, kucing dan hamster.

Dilansir dari WebMD, beberapa gejala yang muncul jika Anda terinfeksi Salmonella antara lain nyeri perut, tinja berdarah, diare, demam dan menggigil, sakit kepala, perut terasa tidak nyaman dan muntah-muntah. Gejala salmonellosis dapat muncul 8-72 jam setelah infeksi. Beberapa gejala umumnya akan mereda dalam beberapa minggu namun jika terdapat infeksi serius, saluran pencernaan Anda dapat membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk pulih.

Simak informasi seputar Pencegahan Infeksi Salmonella dari Telur di sini

Makanan yang Berisiko Terinfeksi Salmonella

Salah satu faktor risiko penularan Salmonella adalah melalui makanan dan minuman yang tidak higienis. Makanan dan minuman yang terpapar Salmonella tidak menunjukkan tanda-tanda khusus. Oleh karena itu, Anda perlu mewaspadai beberapa makanan dan minuman yang berpotensi menularkan Salmonella.

Dilansir dari CDC, beberapa makanan yang rentan terkontaminasi Salmonella antara lain:

- Makanan mentah atau setengah matang seperti ayam, kalkun, daging sapi. Beberapa kasus juga menunjukkan bahwa bakteri Salmonella juga ditemukan dalam daging cincang olahan, tuna mentah dan telur.

- Sayuran, buah dan kacang-kacangan. Selain produk hewani, produk nabati juga berisiko terkontaminasi bakteri Salmonella. Kontaminasi pada buah dan sayur dapat terjadi saat pencucian, pengolahan atau ketika ada kontaminasi dengan daging yang terpapar bakteri.

- Makanan olahan seperti daging kalengan dan jus yang tidak dipasteurisasi juga memiliki risiko menularkan bakteri Salmonella

Simak juga Cara Mudah Mengatasi Diare di sini

Penanganan Infeksi Salmonella (Salmonellosis)

Gejala utama infeksi Salmonella (Salmonellosis) adalah diare dan muntah yang dapat menyebabkan dehidrasi. Pada kasus infeksi ringan, salmonesllosis dapat sembuh dengan sendirinya selama beberapa hari.

Penanganan yang diberikan biasanya berfokus pada menggantikan cairan yang hilang untuk mencegah dehidrasi. Selama terinfeksi, Anda dianjurkan untuk minum banyak air dan menghindari makanan yang memicu diare seperti aneka produk susu atau makanan pedas lainnya. Apabila kasus infeksi yang dirasakan cukup parah, dokter dapat memberikan obat antibiotik untuk membunuh bakteri lebih cepat. Bila ada gejala lain seperti demam, Anda bisa mendapat obat antipiretik atau penurun demam.

Bakteri Salmonella dapat menyebar melalui makanan dan sentuhan langsung pada hewan yang terpapar. Sebagai langkah pencegahan, dianjurkan untuk selalu mengonsumsi makanan matang dan menjaga kebersihan setelah memegang hewan peliharaan. Apabila Anda mengalami gejala-gejala infeksi Salmonella dan tidak kunjung mereda selama beberapa hari maka segera periksakan ke dokter.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!